Maulidan : Tasabbuh, Bid’ah atau Sunah Yang Baik?
Diskusi :
Tulisan ini adalah diskusi yang berlangsung di Facebook grup
Pengajian Al Islam Solo. Diskusinya
cukup menarik dan silahkan pembaca menyimpulkannya sendiri.
MAULIDAN, adalah perkara ibadah yg ghoir mahdhoh, krn memang
kaifiyah acara maulidan tidak termasuk amal yg tauqifi. Jadi SALAH jika
mengatakan bhw MAULIDAN adalah BID'AH
Tetapi jika acara MAULIDAN dilihat sbg sebuah bentuk amal tasammuh pd tradisi orang kafir (dari kalangan yahudi, nasrani, dll) yg membuat acara pd hari kelahiran dgn menjadikan yg bermilad menjadi sentral perhatian utk disanjung, diberi hadiah, disuruh potong kue,dll maka dgn tegaknya dalil larangan bertasammuh dan mengikuti millah yahudi & nasrani, otomatis acara MAULIDAN menjadi terlarang. Bukan krn BID'AH tetapi krn melanggar larangan tasammuh.
wallaahu a'lam.....
Tetapi jika acara MAULIDAN dilihat sbg sebuah bentuk amal tasammuh pd tradisi orang kafir (dari kalangan yahudi, nasrani, dll) yg membuat acara pd hari kelahiran dgn menjadikan yg bermilad menjadi sentral perhatian utk disanjung, diberi hadiah, disuruh potong kue,dll maka dgn tegaknya dalil larangan bertasammuh dan mengikuti millah yahudi & nasrani, otomatis acara MAULIDAN menjadi terlarang. Bukan krn BID'AH tetapi krn melanggar larangan tasammuh.
wallaahu a'lam.....
Ahmad Nasyith Kira2
kalu kemudian para muslimin membuat kreasi yg inovativ dlm hal maulidan, shg
tidak lg jatuh pd perkara "tasabbuh" dan/atau bentuk pelanggaran
lainya, apa ya bisa dibenarkan nggih...???
Ahmad Nasyith maaf,
mestinya bukan "tasammuh", tapi TASABBUH
Idris Madjidi Belum
tentu perbuatan suatu kaum yg mirip dg kaum lain itu adalah meniru kaum yg lain
itu.
Contoh : sebagian orang jawa sekarang makan menggunakan sendok, dulu pakai tangan saja. apakah orang jawa meniru orang belanda yg lebih dulu makan menggunakan sendok?
sedangkan sunah nabi SAW, makan cukup menggunakan tangan saja, tiga jari saja kalau bisa. apakah orang jawa muslim yg makan menggunakan sendok itu tasabuh kpd kaum kafir dan itu salah?. saya kira tidak sekeras itu, cukup dikatakan makan pakai sendok tidak mengikuti sunah Nabi SAW.
Contoh : sebagian orang jawa sekarang makan menggunakan sendok, dulu pakai tangan saja. apakah orang jawa meniru orang belanda yg lebih dulu makan menggunakan sendok?
sedangkan sunah nabi SAW, makan cukup menggunakan tangan saja, tiga jari saja kalau bisa. apakah orang jawa muslim yg makan menggunakan sendok itu tasabuh kpd kaum kafir dan itu salah?. saya kira tidak sekeras itu, cukup dikatakan makan pakai sendok tidak mengikuti sunah Nabi SAW.
Idris Madjidi Kaum
Nasrani dan agama lain mengingat tuhan-tuhan mereka, kaum msulimin juga
mengingat Alloh dan NabiNya. Hal itu tidak bisa dikatakan kaum muslimin
tassabuh kpd kaum lain.
Kalau kaum muslimin mengingat kisah-kisah Nabi SAW dan kisah-kisah itu dituliskan dg bahasa yg indah (syair). Kemudian kisah-kisah itu dibacakan kepada khalayak sebagai peringatan, supaya ingat dan mencintai Nabinya. Itulah yg dikenal sebagai maulid Nabi SAW. Apakah mengingat kisah Nabi SAW (maulid) itu sesuatu yg salah?
Itu tidak salah. Bila ada hal-hal yg keliru dlm sekatenan dan maulid Nabi terjadi, maka yg keliru itulah yg tidak perlu dilaksanakan.
Kalau kaum muslimin mengingat kisah-kisah Nabi SAW dan kisah-kisah itu dituliskan dg bahasa yg indah (syair). Kemudian kisah-kisah itu dibacakan kepada khalayak sebagai peringatan, supaya ingat dan mencintai Nabinya. Itulah yg dikenal sebagai maulid Nabi SAW. Apakah mengingat kisah Nabi SAW (maulid) itu sesuatu yg salah?
Itu tidak salah. Bila ada hal-hal yg keliru dlm sekatenan dan maulid Nabi terjadi, maka yg keliru itulah yg tidak perlu dilaksanakan.
Ahmad Nasyith lha
kalu maulidan, pripun Mas..? apa ya cukup dgn analogi kasus "sendok"
itu, lalu sdh selamat dari "tasabbuh"
Ahmad Nasyith kalu
dari analogi "mengingat" kisah2 para Nabi, tentunya kembali ke
perkara status maulidan sbg ghoir mahdhoh, yg memang terbuka kaifiyahnya selama
tidak menabrak larangan Allah & Rasulullah yg sdh "terang"
dalilnya.
Idris Madjidi Tassabuh
bila menuhankan Nabi sebagaimana mereka menuhankan Yesus. Kalau mengingat dan
mencintai Nabi SAW itu adalah kewajiban ummat Islam.
Idris Madjidi Analogi
sendok itu dulu saya dapat dari Pak Lik Solihan.
Ahmad Nasyith jgn2
perlu ada terminologi "tasabbuh mahdhoh" dan "tasabbuh ghoir
mahdhoh"
Ahmad Nasyith kalu
soal tasabbuh "sendok", maka secara perbuatan "memakai"
sendok utk makan itu tidak menjadi "ciri khas" yg terkait perkara
bentuk hubungan manusia dgn "sesuatu" yg menjadi "ilah"
baginya.
Ahmad Nasyith kalu
soal merayakan ulang tahun, setidaknya ada penuturan sbb :
Ulang tahun atau yang biasa disebut milad dalam bahasa arab pertama kali dimulai di Eropa. Peryaan ultah pada waktu itu dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang akan datang pada orang yang berulang tahun dan para tamu undangan seperti teman atau keluarga berdoa untuk mengusir roh jahat tersebut. Memberikan kado juga dipercaya dapat mengusir roh jahat tersebut. Merayakan ulang tahun sudah dilakuakan sejak dulu. Orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun merupakan salah satunya. Banyak simbol-simbol yang diasosiasikan atau berhubungan dengan ulang tahun sejak ratusan tahun lalu contohnya kue. Salah satu cerita mengatakan, dahulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue. Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan. Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan”. Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga. Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan “Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan dan dengan meniup lilin-lilin yang ada diatas kue dalam satu tiupan dipercaya akan membawa nasib baik.
Ulang tahun atau yang biasa disebut milad dalam bahasa arab pertama kali dimulai di Eropa. Peryaan ultah pada waktu itu dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang akan datang pada orang yang berulang tahun dan para tamu undangan seperti teman atau keluarga berdoa untuk mengusir roh jahat tersebut. Memberikan kado juga dipercaya dapat mengusir roh jahat tersebut. Merayakan ulang tahun sudah dilakuakan sejak dulu. Orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun merupakan salah satunya. Banyak simbol-simbol yang diasosiasikan atau berhubungan dengan ulang tahun sejak ratusan tahun lalu contohnya kue. Salah satu cerita mengatakan, dahulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue. Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan. Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan”. Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga. Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan “Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan dan dengan meniup lilin-lilin yang ada diatas kue dalam satu tiupan dipercaya akan membawa nasib baik.
Ahmad Nasyith kalu
soal amal "menulis" dan "membacakan tulisan", statusnya
sperti sendok, jd tdk ada kaitanya dgn urusan terkait "ilah".
tapi kalu tentang materi yg ditulis, yg kemudian dibacakan, itu bisa terkena pelanggaran terkait larangan "ghuluu" atau malah sampai pd "kadzab"
tapi kalu tentang materi yg ditulis, yg kemudian dibacakan, itu bisa terkena pelanggaran terkait larangan "ghuluu" atau malah sampai pd "kadzab"
Idris Madjidi Mungkin
definisi mauludan dari Ahmad Nasyith, berbeda dengan definisi orang-orang yg suka
menyelenggarakan mauludan. Tolong jelaskan oleh Nasyit apa itu definisi
mauludan yg masuk dlm katagori tasabuh.
Idris Madjidi Kalau
sekatenan di Solo itu sudah menjadi peristiwa budaya, yg dulunya sebagai media
dakwah. saat masih kecil, saya nonton sekatenan yg isinya pasar, ombakbanyu,
dremolem, brondong, dawet, gunungan. saya kok nggak lihat dakwahnya. mungkin
waktu itu saya belum ngeh.
Betul para juru dakwab mestinya membuat inovasi dlm berdakwah sehingga umat menjadi lebih paham agama Islam.
Betul para juru dakwab mestinya membuat inovasi dlm berdakwah sehingga umat menjadi lebih paham agama Islam.
Idris Madjidi Sebenarnya
ada banyak tasyabuh yg lain, mis penggantian kalender hijriyah dg kalender
masehi, penggantian huruf arab dg huruf latin sbg sistem utama, adopsi sistem
perbangkan ribawi, adopsi sistem uang kertas fiat (fiat money), adopsi
demokrasi liberal dll yg bisa dikatakan sbg adopsi millah kaum kafir
dijadikan menjadi sebagian milah kaum muslimin. Adopsi ini yg lebih berbahaya
secara fundamental bagi kaum muslimin, dibandingkan dg peringatan maulud, isra'
mikraj, hijriyah dsb.
Kalau kita tanya tokoh-tokoh sistem ekonomi moneter, sistem demokrasi liberal dll maka mereka akan menjawab bhw sistem ekonomi moneter itu memang adopsi dari barat.
Tetapi kalau kita tanya ulama-ulama yg suka memperingati hijrah, maulud , isrok mikraj dll, mereka akan menjawab "tidak meniru kaum agama lain, juga tidak mendapat ide dari natalan dsb".
dan saya kira Sunan Kalijaga menyelenggarakan mauludan sekatenan itu untuk syiar Islam dan tidak meniru natalannya kaum nasrani, walaupun sekarang syiar Islam dlm mauludan sekatenan itu mungkin minim sekali..
Kalau kita tanya tokoh-tokoh sistem ekonomi moneter, sistem demokrasi liberal dll maka mereka akan menjawab bhw sistem ekonomi moneter itu memang adopsi dari barat.
Tetapi kalau kita tanya ulama-ulama yg suka memperingati hijrah, maulud , isrok mikraj dll, mereka akan menjawab "tidak meniru kaum agama lain, juga tidak mendapat ide dari natalan dsb".
dan saya kira Sunan Kalijaga menyelenggarakan mauludan sekatenan itu untuk syiar Islam dan tidak meniru natalannya kaum nasrani, walaupun sekarang syiar Islam dlm mauludan sekatenan itu mungkin minim sekali..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar